Uncategorized Archives

03 Mei

Untuk Segera Rilis 3 Mei 2024

kebebasan berbicara Pembangunan Komunitas & Hubungan Sosial, Pendidikan, Politik, Tidak dikategorikan

The Smart Inventor Simon Wilby is pleased to announce the imminent launch of a new mobile app that champions Liberty. “FreedomofSpeech.Ai” is a platform that amalgamates the core principles of freedom of expression with cutting-edge video-sharing and community engagement functionalities.

Wilby envisions this platform as a convergence of Truth Social’s commitment to unfettered speech, TikTok’s immersive video-sharing capabilities, and Discord’s versatile chat features.

“We embark on a transformative journey to empower users to articulate their perspectives freely while fostering substantive connections and discourse within a dynamic community,” said Wilby.

The platform champions freedom of expression, cultivating an environment where users can articulate their viewpoints without apprehension of censorship or bias. “Our unwavering dedication to freedom of expression serves as the bedrock of our platform. We aspire to cultivate a digital agora where diverse voices are celebrated and ideas are exchanged with mutual respect,” Wilby asserts.

Key attributes of the platform include:

Full-Screen Video Display with Metrics Overlay – Videos are presented in a full-screen format, complemented by detailed metrics overlay to furnish users with comprehensive insights into their content’s performance.

Freedom of Expression Policy – The platform will have minimal moderation, focusing only on hate speech, harassment, and harmful information. Users will have the freedom to express themselves without fear of censorship, fostering diverse viewpoints and discussions.

Discord-Inspired Chat Functionality – Real-time communication is facilitated through a suite of features encompassing text, image, and video messaging, fostering interactivity beyond conventional video sharing.

Video Stitching Capability – Encouraging collaboration and creativity, users can seamlessly integrate their content with existing videos to offer unique perspectives.

Democratic Governance Model – A novel governance framework empowers users through a meritocratic system wherein credibility translates into “freedom votes,” enabling community members to assume executive roles within the platform.

“Our platform distinguishes itself with an array of innovative features designed to not only catalyze the creation of viral content but also augment user discoverability and engagement,” Wilby highlights.

“The platform’s seamless integration of features endeavors to furnish users with an unparalleled experience, affording individuals the liberty to express themselves authentically and forge meaningful connections. We extend an invitation to join us on this transformative journey as we endeavor to materialize our vision and cultivate a vibrant and interactive community.” said Wilby.Mark L. Goldman
Goldman McCormick PR, INC
+1 516-639-0988

01 Mei

Elon Musk: Sikap Munafik terhadap Kebebasan Berbicara

kebebasan berbicara Perspektif & Keanekaragaman Budaya, Pendidikan, Kesadaran & Keberlanjutan Lingkungan, Tidak dikategorikan

Mengungkap Kemunafikan Elon Musk: Melihat Lebih Dekat Sikap Kontradiktifnya terhadap Kebebasan Berbicara

Elon Musk: Sikap Munafik terhadap Kebebasan Berbicara
Dalam beberapa tahun terakhir, Elon Musk muncul sebagai tokoh terkemuka dalam wacana seputar kebebasan berpendapat. Namun, meski memposisikan dirinya sebagai pendukung kebebasan berekspresi, tindakan Musk menceritakan kisah yang berbeda – kemunafikan dan kontradiksi.

Kesenjangan Antara Retorika dan Realitas
Pernyataan publik Musk sering kali menganjurkan pembelaan yang kuat terhadap kebebasan berpendapat, menggambarkan dirinya sebagai pendukung dialog terbuka dan wacana tanpa batas. Namun, jika dicermati lebih dekat, perilakunya menunjukkan hal yang berbeda.

Membangun Sistem yang Bertentangan dengan Nilai-Nilai yang Dianut
Meskipun menyatakan dirinya sebagai “absolutisme kebebasan berpendapat,” tindakan Musk berbicara lebih keras daripada kata-katanya. Platform media sosial ciptaannya, khususnya Twitter, telah dirusak oleh sensor dan moderasi konten yang sewenang-wenang, yang secara langsung bertentangan dengan komitmennya terhadap kebebasan berekspresi.

Praktik Moderasi yang Buram dan Sewenang-wenang
Kritikus berpendapat bahwa platform Musk menerapkan aturan yang membatasi dan terlibat dalam proses penangguhan yang tidak jelas, menghambat dialog yang tulus dan membungkam suara-suara yang berbeda pendapat. Penyimpangan dari prinsip-prinsip kebebasan berpendapat ini menggarisbawahi ketidakkonsistenan yang mencolok antara retorika Musk dan realitas platformnya.

Pembalasan Terhadap Kritikus
Selain itu, penggunaan platformnya oleh Musk untuk membalas kritik semakin melemahkan kredibilitasnya sebagai pendukung kebebasan berpendapat. Kecenderungannya untuk menggunakan kekuasaannya untuk membungkam suara-suara yang berbeda pendapat mencerminkan kecenderungan menuju otoritarianisme, bukannya pembelaan yang tulus terhadap ekspresi yang tidak dibatasi.

Kesimpulan: Seruan untuk Konsistensi dan Integritas
Kesimpulannya, pendirian Elon Musk terhadap kebebasan berpendapat tampaknya dirusak oleh kemunafikan dan kontradiksi. Walaupun ia menganut cita-cita luhur mengenai dialog terbuka dan ekspresi tanpa batas, tindakannya menunjukkan ketidakkonsistenan dengan prinsip-prinsip tersebut. Saat kita menghadapi kompleksitas kebebasan berpendapat di era digital, individu seperti Musk harus menunjukkan integritas dan konsistensi dalam mendukung nilai fundamental demokrasi ini.

Untuk Segera Rilis 3 Mei 2024

Coming Soon: Empowering Freedom of Expression Through A New Revolutionary Social Media Platform

Elon Musk: Sikap Munafik terhadap Kebebasan Berbicara

Mengungkap Kemunafikan Elon Musk: Melihat Lebih Dekat Sikap Kontradiktifnya terhadap Kebebasan Berbicara